Home » » Rindu Dokter Spesialis Kandungan

Rindu Dokter Spesialis Kandungan

Written By Metro News Indonesia on Kamis, 07 Juni 2012 | 04.13

Bali, Metro News Indonesia
Bali tersohor sebagai pulau surga.Jutaan wisatawan dari sejumlah negara datang menikmati indahnya alam dan budaya sebagai pengobat dahaga jiwa. Namun, Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, masih memiliki kisah miris di bidang kesehatan.  Desak Made Joni Astini (37), warga Nusa Penida, sulit mengisahkan lagi bagaimana pendarahan yang dialaminya pascamelahirkan anak ketiga di puskesmas setempat, pada bulan April lalu. Plasenta tidak bisa keluar dan risiko kematian di ujung tanduk.Masih melekat di ingatan Astini kengerian

ketika nyawanya terombang-ambing selama dua jam perjalanan di atas kapal jukung (kapal tradisional).Saat itu masih pukul 02.45, tetapi ia harus segera mendapatkanpertolongan. Ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung yanguntuk sampai di sana harus menyeberang dengan menumpang jukung. Anginkencang dan sakit, takut tiyang (saya), tutur Astini lirih.

Pengalaman Astini ini pun dirasakan beberapa ibu pasca-melahirkan di Nusa Penida.Keluarga harus meminta nahkoda jukung agar bias mengantar, terutama pada dini hari.Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa lebih dari Rp 1 juta.Sementara pekerjaan warga di Nusa Penida
umumnya nelayan dan buruh tanam rumput laut.

Tak bisa operasikan “

Pihak Puskesmas Nusa Penida mengaku tak berdaya menangani pasien-pasien yang hendak melahirkan.Mereka memiliki peralatan lengkap untuk operasi.Namun, tak ada satu pun dokter spesialis kandungan yang tinggal di pulau itu. Bahkan, juru rawat puskesmas itu tidak punya kewenangan menggunakan peralatan karena sesuai peraturan, hanya dokter spesialis yang berhak. Kepala Puskesmas Nusa Penida I dr I 
Ketut Sutapa (32) mengatakan, peralatan di puskesmasnya memiliki fasilitas lumayan lengkap sejak 2009, seperti alat USG dan rontgen. Namun, fasilitas itu tak bias digunakan karena tidak ada dokter spesialis untuk mengoperasikannya.  Nusa Penida hanya memiliki 5 dokter umum dan 14 bidan. “Pada tahun 2008, ada seorang dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di sini (Nusa Penida), tetapi hanya sembilan bulan. Selanjutnya, dokter itu menyeberang lagi ke daratan dan tidak kembali

lagi sampai sekarang.Kami tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengoperasikan alat-alat ini.Jadi, kami terpaksa merujuk pasien dengan kasus tertentu ke RSUD di daratan Klungkung, jam berapa pun itu,”kata Sutapa seraya menghela napas.

Sutapa yang lulusan dokter umum di Universitas Udayana, Kota Denpasar, tidak henti-hentinya meminta perhatian pemerintah daerah dan provinsi agar menempatkan dokter spesialis, terutama spesialis kandungan, meski hanya beberapa hari dalam sebulan. Mengapa? Sebab, ia menyadari puskesmas yang dibawahinya memang masih puskesmas biasa sehingga dokter spesialis tak bisa ditempatkan.

Baginya, penanganan persalinan menjadi permasalahan penting di Pulau Nusa Penida.Sang ibu dan anak menjadi taruhan karena tak bias sembarangan menangani kasus.Setiap kali menemui kasus-kasus khusus dalam persalinan, dirinya ataupun bidan yang menangani berkonsultasi

melalui telepon dengan dokter spesialis kandungan yang berada di seberang selat, yakni Klungkung.
Selain terbatasnya kemampuan menangani pasien, fasilitas ambulans perairan pun sudah rusak.Sekitar 10 tahun lalu, puskesmas dilengkapi dengan perahu jukung yang dibuat layaknya ambulans.Namun, kini rusak dan telantar.Biayanya pun mahal.Membeli baru ataupun memperbaiki harganya sekitar Rp 200 juta. Itu sulit terpenuhi,รข€ ujar Sutapa.

Soal biaya kesehatan, Sutapa mengatakan, pasien miskin masih mendapatkan kemudahan karena persalinan ditanggung Pemerintah Kabupaten Klungkung dan Pemerintah Provinsi Bali. Hanya saja, terkadang mereka kebingungan bagaimana dan siapa yang menanggung biaya
sewa jukung.

Sejak 2006, saat Sutapa datang menjadi kepala puskesmas hingga saat ini, kondisinya, baik bangunan maupun fasilitas, relatif baik. Bangunan puskesmas yang berada di atas tanah seluas sekitar 1 hektar itu terus dilengkapi dengan bangunan lain. Meski sempat mandek karena kontraktornya tak bertanggung jawab, bangunan kamar-kamar persalinan, ruang pemeriksaan, dan rawat inap rampung tahun ini.

Andalan wisata ,
Nusa Penida terletak di sebelah tenggara Pulau Bali, dipisahkan oleh Selat Badung.Pemandangan dan kekayaan lautnya menjadi andalan pariwisata.Jumlah penduduknya tercatat sekitar 50.000 jiwa atau sekitar 9.000 keluarga dan sebagian besar miskin.Kabupaten Klungkung mencakup Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, wisatawan yang datang dalam tiga tahun terakhir terus menurun dari 269.814 orang pada 2009 menjadi 173.498 orang pada 2011. Soal transportasi, wisatawan atau warga bisa naik jukung dengan membayar sekitar Rp 30.000 perorang atau barang sekali naik hingga pelabuhan rakyat Kusamba. Ada alternatif lain, menumpang kapal pariwisata dengan tiket Rp 600.000 (pergi-pulang) per orang dan kapal roro dengan tiket sekitar Rp 30.000 per orang sekali jalan.

Bupati Klungkung Wayan Candra mengakui infrastruktur di Pulau Nusa Penida masih minim, termasuk dalam bidang kesehatan.Pendapatan Asli Daerah Klungkung hanya Rp 35 miliar dari sekitar Rp 12 miliar beberapa tahun sebelumnya. Tak mudah, lho, investor yang berminat menanamkan uangnya untuk membangun sarana prasarana di Nusa Penida ini, katanya.

Sutapa pun hanya bisa mengangguk dengan wajah serius di depan para pejabat yang tengah berkunjung ke puskesmasnya. Ia yakin puskesmasnya bisa lebih baik statusnya dengan dibolehkannya dokter-dokter spesialis bekerja.

Kita berharap pihak terkait membuka mata dan hati atas kisah penderitaan masyarakat di Nusa Penida.Kisah itu hendaknya menjadi pelajaran berharga sehingga kerinduan masyarakat untuk memiliki dokter spesialis bisa terwujud. Dokter lebih betah berada di Nusa Penida .(Ida Kadek)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Metro News Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger