Home » » Sukuh, di Lereng Lawu

Sukuh, di Lereng Lawu

Written By Metro News Indonesia on Kamis, 07 Juni 2012 | 04.27


Jawa Tengah , Metro News Indonesia 
Keberadaan relief alat kelamin pria dan perempuan membuatnya mendapatkan julukan candi porno. Toh, semua itu tidak sedikit pun mengurangi pamornya, malah sebaliknya justru semakin memancing rasa penasaran untuk melihatnya dari dekat. Itulah Candi Sukuh, sebuah candi Hindu yang terletak di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.Candi ini terletak di puncak sebuah bukit, terlindung rimbun pohon pinus di lereng Gunung Lawu di ketinggian 1.186 meter dari permukaan laut.

Candi ini pertama kali ditemukan seorang Belanda yang menjabat Residen Surakarta bernama Johnson pada 1815.Jika dibandingkan dengan candi-candi lain yang ada di Jawa, Sukuh tergolong tidak lazim.

Karena berbentuk trapesium sehingga banyak yang mengatakannya lebih mirip dengan gaya arsitektur bangunan suku Inca di Peru atau suku Maya di Meksiko. Oleh karena itu, candi ini banyak memancing minat peneliti dari luar dan dalam negeri untuk menggali sejarah peradabannya.

Satu hal yang paling menarik dari candi ini adalah keberadaan relief yang secara vulgar menggambarkan organ seksual manusia.Seperti relief phallus dan vagina yang saling berhadapan, rahim perempuan dengan dua sosok manusia di dalamnya, serta sebuah arca berbentuk seorang laki-laki tanpa pakaian yang sedang memegang alat kelaminnya.

Sayang, ketika Metro News Indonesia ke sana untuk lebih dekat ingin mengetahui  belum lama ini, arca tersebut sudah tidak terlihat lagi. 

Keberadaan relief-relief itulah yang kemudian membuatnya dijuluki candi porno.Tentu saja julukan itu kurang tepat, mengingat candi merupakan sebuah tempat peribadatan.Relief yang biasa disebut lingga dan yoni itu lebih bermakna sebagai perlambang kesuburan.Banyak pula yang menyebutnya sebagai simbol jalur energi Tuhan di tubuh manusia, sebuah pelajaran spiritual tingkat tinggi mengenai asal mula kehidupan manusia.

Akan tetapi, pemahaman itu terpulang kembali kepada pribadi masing-masing. Satu yang pasti, keberadaan relief-relief tersebut membuat nama candi Sukuh menjadi banyak dikenal dunia. Dengan begitu, tidak salah jika pada 1995, candi ini diusulkan kepada UNESCO untuk menjadi salah satu situs warisan dunia.

Candi Sukuh memang sangat menarik untuk dijadikan pilihan tempat untuk berwisata. Alamnya yang masih asri, udara yang segar dan sejuk khas daerah pegunungan, serta pemandangan sekitar yang indah dapat membuat badan terasa segar seketika. 

Candi Sukuh berada kurang lebih 20 kilometer dari Kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Kota Solo.Untuk menuju ke tempat ini, selain menggunakan kendaraan pribadi, bisa pula dengan menumpang kendaraan umum.

Jika menggunakan kendaraan umum, Anda bisa menumpang bus jurusan Tawangmangu, katakan pada kondekturnya minta diturunkan di Terminal Karangpandan.Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek, tarifnya sekitar Rp10 ribu per orang.

Perjalanan menuju lokasi candi sejauh kurang lebih 5 kilometer ini sangat mengasyikkan. Di sepanjang perjalanan, mata Anda akan dimanjakan pemandangan alam yang menakjubkan. Hijaunya perkebunan teh dan sayuran milik warga yang dilihat dari ketinggian tidak ubahnya permadani hijau yang dihamparkan, sungguh indah.

Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, sangat disarankan menggunakan kendaraan yang kondisinya bagus. Karena medan menuju lokasi candi cukup berat, penuh tanjakan yang lumayan tinggi. Terlebih ketika sudah hampir sampai di lokasi, karena Anda harus mendaki tanjakan tegak yang lumayan panjang.

Untuk memasuki lokasi candi, Anda hanya membayar tiket masuk seharga Rp2.500 per orang.Kalau Anda membutuhkan buku sejarah candi, Anda bisa membelinya di loket tempat penjualan tiket masuk.

Candi Sukuh berdiri di areal seluas lebih kurang 5.500 meter persegi.Tata letaknya dibuat bertingkat dengan bagian induk berada di sisi paling atas.

Sensasi candi
Sebagai sebuah tempat wisata, Candi Sukuh menjanjikan sebuah sensasi tersendiri.Banyak hal yang bisa digali dan dipelajari dari bangunan peninggalan masa Hindu Tantrayana ini.Mulai dari arsitekturnya yang unik, erotisme sejumlah relief, hingga cerita-cerita yang sedikit berbau mistis.

Salah satunya adalah keberadaan anak tangga candi induk yang oleh masyarakat sekitar dipercaya bisa menguji kesucian seorang perempuan.

Keunikan yang jarang ditemukan pada candi-candi lain itulah yang menjadi salah satu daya pikat yang kuat dari Candi Sukuh.

Terbukti jumlah pengunjung yang datang ke sana terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk turis asing. Apalagi belakangan sejumlah seniman mulai memanfaatkan pelataran candi ini sebagai tempat menggelar karya mereka.

Menurut data Pemerintah Kabupaten Karanganyar, dalam sebulan rata-rata terdapat 250-300 tamu dari berbagai negara yang berkunjung ke tempat ini.

Tujuan mereka beragam, mulai dari melakukan penelitian hingga berkontemplasi sembari menikmati keindahan alam dan eksotisme warisan budaya bangsa Indonesia.(Ferdinan)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Metro News Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger